Penarikan Benda Pusaka
Mungkinkah suatu benda pusaka yang sudah terkubur di dalam
tanah dengan waktu begitu lama dapat di tarik dan diangkat ke permukaan tanpa
menyentuh nya sama sekali? Tentu akan terdengar mustahil. Memang dalam hal
tarik menarik benda pusaka bukanlah perkara yang mudah diterima oleh akal
sehat, terutama bagi orang awam ataupun bagi mereka yang berfikir secara
ilmiah.
Salah satu hal yang
paling penting dalam hal penarikan benda pusaka adalah menentukan lokasi dimana
benda pusaka tersebut berada. Hal ini bisa di lakukan dengan menggunakan ilmu
kebathinan atau ilmu penerawangan ataupun dengan mengumpulkan informasi
sebanyak-banyak nya berkaitan dengan lokasi penarikan tersebut.
Berikutnya yang harus juga dilakukan adalah menentukan jenis
pusaka yang akan di tarik. Hal ini sangat penting sekali karena terkadang hasil
penarikan terkadang berbeda dengan apa yang di harapkan. Lalu kita harus
mengetahui siapa saja gaib yang menguasai atau menjaga benda pusaka tersebut. Dengan
mengetahui penjaga dari pusaka tersebut kita dapat melakukan negosiasi untuk
mendapatkan benda pusaka tersebut, karena masing-masing gaib penjaga biasanya
memiliki syaratdan ketentuan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pastikan juga kekuatan dan kemampuan kita cukup kuat untuk
melakukan ritual pengangkatan benda pusaka tersebut. Hal ini untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan yang dapat terjadi selama proses
penarikan dan pengangkatan benda pusaka tersebut.
Jika semua persiapan dan informasi yang di perlukan
telahsiap, maka berikut akan kami bagikan beberapa ritual yangbisa di gunakan
dalam pengankatan atau penarikan benda pusaka.
1. Puasa pada hari kamis ( malam jum’at kliwon )
lalu paada malamnya kita berangkat menuju lokasi yangtelah di tentukan. Di
tempat tersebut, pusatkan konsentrasi sembari bertawassul dengan memberi hadiah
Surah Al-Fatihah kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Lalu dilanjutkan dengan
member hadiah Al-Fatihah kepada masing-masing:
Pada auliya/Jami’il Aulia, Syekh Abdul Qodir Jailani, Para Solihin dan ulama rosyidin, ahli kubur muslimin, kedua orang tua kita, guru-guru kita, hadiah Surah Al fatihah untuk diri kalian sendiri, dan yang terakhir hadiah Al Fatihah untuk Nabi Khidir as.
Pada auliya/Jami’il Aulia, Syekh Abdul Qodir Jailani, Para Solihin dan ulama rosyidin, ahli kubur muslimin, kedua orang tua kita, guru-guru kita, hadiah Surah Al fatihah untuk diri kalian sendiri, dan yang terakhir hadiah Al Fatihah untuk Nabi Khidir as.
Setelah itu kita membaca Surah Al-Ikhlas
sebanyak 1500 kali. Maka atas izin Allah SWT, Khodam Surah Al-Ikhlas
akan datang dengan membawa barang atau benda pusaka yang telah kita targetkan
di tempat kita melakukan ritual tersebut.
2. Ini adalah Asma’
yang memang di khususkan untuk memanggil atau menarik benda pusaka yang telah
terendam di dalam tanah. Berikut ini adalah tatacara pelaksanaan ritualnya:
Tidak makan dan minum dalam waktu sehari semalam dan pada saat kita
melakukan ritual puasa tersebut harus mewiridkan lafadz “YAA WAAJIDU” sebanyak
1000 kali.
Pada waktu penyedotan lafadz “YAA WAAJIDU” harus diwiridzkan kembali sebanyak 10.000 kali di tempat kita akan melakukan ritual pengangkatan pusaka tersebut, setelah terlebih dahulu membakar buhur, dan setelah selesai kemudian dimulai dengan menarik barang yang dimaksud.
Pada waktu penyedotan lafadz “YAA WAAJIDU” harus diwiridzkan kembali sebanyak 10.000 kali di tempat kita akan melakukan ritual pengangkatan pusaka tersebut, setelah terlebih dahulu membakar buhur, dan setelah selesai kemudian dimulai dengan menarik barang yang dimaksud.
Setelah proses
pengangkatan benda pusaka tersebut selesai, danbenda pusaka yang kita angkat
sudah Nampak ke permukaan, maka kita harus membacadoa nurbuat sebanyak satu
kali saja. Dan setelah itu apapun bentuk dari benda pusaka tersebut indyaallah
sudahmenjadi milik kita.
Hal paling penting
yang harus diingat dalam pengangkatan benda pusaka ini adalah, sebaiknya di
dampingi oleh seorang guru atau pemimpin yang telah menguasai hal ini terlebih
dahulu. Yang tidak kalah penting adalah melakukan pemagaran pada diri masing-masing sebelum melakukan
proses ritual pengangkatan benda pusaka ini.
0 comments:
Post a Comment